Loading
Digital Marketing

Mengenali Financial Distress dan Cara Mencegahnya

Mengenali Financial Distress dan Cara Mencegahnya

Suakaraya – Setiap perusahaan pasti memiliki fase naik turun kinerja, termasuk dalam hal keuangan. Financial distress adalah istilah untuk menggambarkan kondisi penurunan kinerja. Jika sumbernya tidak segera diatasi, financial distress akan berujung pada kebangkrutan. Baca lebih lanjut tentang apa itu financial distress, penyebabnya, dan cara menghitung financial distress di bawah ini.

Apa itu Financial distress?

Financial distress merupakan suatu peristiwa penurunan kinerja keuangan perusahaan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Bagi perusahaan, kesulitan keuangan adalah salah satu penyebab kebangkrutan yang paling sering. Karena berbeda dengan penurunan laba biasa, maka nominal kerugian akibat financial distress bisa sangat besar dan mempengaruhi kelancaran operasional perusahaan.

Indikator Financial distress

Setelah membahas apa itu financial distress, kali ini kita akan membahas beberapa tanda atau indikator financial distress dari suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut.

Kategori A

Indikator financial distress kategori A adalah kondisi yang sangat berbahaya dimana hampir 100% akan menyebabkan perusahaan bangkrut. Beberapa indikator financial distress yang dapat masuk dalam kategori ini antara lain kebakaran, wanprestasi, pelanggaran hukum berat, dan sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan membutuhkan bantuan hukum dari pengacara.

Kategori B

Sedangkan indikator financial distress kategori B adalah terjadinya kerugian yang terus menerus oleh perusahaan karena hal-hal besar, seperti krisis ekonomi, kekurangan pendanaan, dan kegagalan memenuhi harapan investor. Cara terbaik untuk menangani indikator financial distress kategori B adalah dengan menjual aset atau mengurangi biaya.

Kategori C

Pada kategori C, financial distress adalah suatu kondisi yang terjadi karena kendala internal, seperti ketidak efektifan strategi perusahaan, penagihan piutang bermasalah, kerusakan, dan sebagainya. Cara terbaik untuk menangani indikator financial distress kategori C dapat mencakup peningkatan strategi perusahaan, memecat orang bermasalah, dan merekrut orang baru yang lebih berkualitas.

Kategori D

Indikator financial distress terendah adalah kategori D, yaitu peristiwa kecil yang menyebabkan inefisiensi atau kerugian keuangan. Indikator financial distress ini paling sering terjadi di dunia bisnis, dan solusinya bisa bermacam-macam sesuai dengan sumber masalahnya.

Jenis Financial distress

Selain memahami indikator financial distress, sebagai pebisnis Anda juga dituntut untuk memahami beberapa jenis financial distress yang paling umum, yaitu:

Economic Failure

Jenis financial distress yang pertama adalah economic failure, yaitu kegagalan sistem perekonomian secara keseluruhan di suatu negara atau wilayah. Salah satu contoh dari jenis financial distress ini misalnya inflasi yang tidak terkendali, krisis moneter, menjadi korban bubble economy, dan sebagainya.

Business Failure

Selain faktor ekonomi di luar perusahaan, financial distress juga dapat berupa business failure, atau kegagalan bisnis dalam mencapai target keuangan perusahaan. Jenis kesulitan keuangan ini dapat disebabkan oleh berbagai sektor, mulai dari pemasaran, produksi, hingga divisi keuangan itu sendiri.

Technical Insolvency

Technical insolvency adalah salah satu jenis financial distress yang terjadi karena kegagalan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya, seperti hutang usaha, tagihan bulanan, gaji karyawan, dan sebagainya. Idealnya, technical insolvency tidak terjadi berlarut-larut dan dapat diselesaikan dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun.

Bankruptcy Insolvency

Jenis keempat financial distress merupakan lanjutan dari technical insolvency, yaitu bankruptcy insolvency. Kesulitan keuangan ini akan terjadi jika perusahaan terus gagal membayar kewajiban jangka pendek, dan akan berdampak pada kegagalan membayar kewajiban jangka panjang juga.

Legal Bankruptcy

Jenis kesulitan keuangan yang terakhir adalah legal bankruptcy, atau kebangkrutan karena masalah hukum. Kepailitan hukum dapat terjadi karena kepailitan pailit atau pelanggaran berat lainnya yang dilakukan oleh perusahaan, yang pada akhirnya mengharuskan usaha tersebut pailit di pengadilan.

Penyebab Financial Distress

Sekarang Anda tahu apa itu financial distress, indikatornya, dan jenisnya. Selanjutnya, Anda juga harus mengetahui penyebab financial distress yang dapat terjadi, sehingga Anda dan tim Anda di perusahaan dapat menghindarinya.

Perencanaan Bisnis yang Buruk

Penyebab pertama kesulitan keuangan adalah perencanaan bisnis yang buruk, baik dari segi pemasaran, produksi, distribusi, atau keuangan. Jika operasional perusahaan Anda tidak direncanakan dengan baik dan matang (terutama dalam hal cost budgeting), maka bisnis Anda berpotensi mengalami financial distress.

Arus Kas bermasalah

Pengaruh rasio keuangan terhadap financial distress sangat besar. Jika keuangan perusahaan Anda memiliki arus kas yang tidak lancar, maka bisnis Anda terancam financial distress dalam waktu singkat. Yang dimaksud dengan kelancaran arus kas disini dapat meliputi kelancaran penagihan piutang, pembelian bahan baku sesuai kebutuhan, dan sebagainya.

Struktur modal terlalu berisiko

Selain arus kas, pengaruh rasio keuangan terhadap financial distress ditinjau dari struktur modal juga sangat signifikan, terutama untuk jangka panjang. Jika perusahaan Anda dibiayai oleh terlalu banyak kewajiban (utang), maka bisnis Anda terancam bangkrut dan bangkrut secara hukum.

Kerugian Operasional

Penyebab terakhir dari financial distress adalah kerugian operasional yang terus menerus. Jika divisi pemasaran Anda terus gagal memenuhi targetnya, maka perusahaan Anda terancam mengalami kesulitan keuangan, baik karena gagal memenuhi kewajiban operasionalnya atau gagal memuaskan investor.

Cara Mencegah Financial Distress

Agar Anda terhindar dari faktor-faktor penyebab financial distress, berikut beberapa cara pencegahannya, antara lain :

Fokus Pada Likuiditas Bisnis

Cara pertama untuk mencegah kesulitan keuangan adalah dengan fokus pada kelancaran arus kas dan cadangan. Untuk mewujudkannya, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan, misalnya menggunakan jasa anjak piutang untuk menagih utang usaha, membentuk tim pemasaran yang berprestasi tinggi, hingga memilih instrumen investasi dengan risiko minimal.

Baca juga : https://suakaraya.com/penting-berikut-tips-strategi-rebranding-yang-efektif/

Ciptakan Strategi Perusahaan untuk Menghadapi Masa Terburuk

Upaya pencegahan financial distress selanjutnya adalah dengan membuat berbagai strategi cadangan untuk menggantikan strategi utama, termasuk strategi menghadapi kondisi terburuk. pastikan perusahaan Anda memiliki strategi yang handal untuk menghadapi eksternalitas seperti krisis moneter, inflasi, dan lain sebagainya.

Tetapkan Batas untuk Memberikan Hutang Usaha

Hutang usaha merupakan salah satu penyebab arus kas perusahaan tidak lancar. Dari sisi pemasaran, utang usaha memang bagus karena bisa meningkatkan penjualan. Namun, jika koleksinya tidak bagus, maka dampaknya juga buruk dari segi finansial. Oleh karena itu, pastikan perusahaan Anda tidak memberikan hutang dagang yang terlalu banyak kepada konsumen.

Jaga Neraca Pembayaran

Seperti yang kita ketahui bersama, pengaruh rasio keuangan terhadap financial distress cukup signifikan. Jadi pastikan perusahaan Anda memiliki neraca pembayaran yang seimbang, tidak terlalu banyak hutang atau piutang.

Mempersiapkan Asuransi untuk Kondisi Tak Terduga

Cara terakhir untuk mencegah financial distress adalah dengan menyiapkan asuransi untuk berbagai sektor berisiko di dalam perusahaan, seperti asuransi tenaga kerja, mesin, dan aset berharga. Dengan mendirikan asuransi, Anda bisa mendapatkan bantuan likuiditas saat keuangan bisnis Anda bermasalah, sehingga Anda bisa terhindar dari kebangkrutan.

Gratis Konsultasi

Hubungi kami
Comments

There are no comments yet.

Leave a comment

Back To Top